AKSI HEROIK PASUKAN TNI DI POS MBUA, DISERBU OPM KARENA MENYELAMATKAN WARGA
Redaktur SAMAPTA55 mendapatkan informasi dari rekan yang sekarang berdinas di Kodim Wamena tentang POS MBUA Papua Barat. Tanpa disunting langsung kami sajikan.
Publik
digemparkan dengan aksi pembantaian Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata
(KKSB atau dulu disebut Organisasi Papua Merdeka/OPM) pimpinan Egianus Kogoya
terhadap 31 orang karyawan PT Istaka Karya yang sedang bekerja membuat jembatan
untuk jalan trans Papua.
Evakuasi Korban KKB (Foto by Warta Kota Tribunnews) |
Aksi
pembantaian tersebut terjadi pada tanggal 1 Desember 2018, disebabkan karena
anggota KKSB marah difoto saat upacara oleh salah satu karyawan PT Istaka
Karya. Karyawan perusahaan tersebut merupakan warga pendatang, oleh karenanya
KKSB kemudian berusaha memburu dan membunuh semua warga pendatang yang ada
disana.
Mendengar
hal itu, puluhan warga pendatang ketakutan dan berlari menyelamatkan diri ke
Pos TNI terdekat di Mbua. Pos TNI ini memiliki kekuatan 21 personel TNI dari
Yonif 755/Yalet dipimpin oleh Danpos Letda Inf M. Rizal.
KKSB
rupanya tidak gentar dan tetap berupaya mengejar warga pendatang yang
berlindung di Pos TNI Mbua. Mereka menggunakan warga pribumi (warga asli Papua
simpatisan KKSB) sebagai tameng yang bergerak di barisan depan.
Selanjutnya
KKSB beserta simpatisannya terus berusaha merangsek maju dan menyerbu pos TNI.
Salah
satu prajurit Pos Mbua yang diwawancarai menuturkan, "Waktu itu tanggal 1
Desember 2018, jam menunjukkan pukul 18.30 wit ketika KKSB dan warga simpatisan
mulai menyerang pos TNI. Mereka menyerang dengan menembaki dan memanah ke arah
pos kami."
Suasana
saat itu sudah gelap sehingga Danpos Letda Inf M. Rizal dihadapkan pada pilihan
yang sulit untuk tetap bertahan di pos atau mundur meninggalkan pos. Danpos
kemudian ingat akan penekanan Pimpinan TNI bahwa dimanapun bertugas mereka
tidak boleh melanggar HAM.
Mengingat
hal itu maka apabila anggota TNI di Pos Mbua saat itu bertahan dengan membalas
tembakan ke arah kerumunan massa KKSB yang menyerbu Pos, konsekuensinya akan
jatuh puluhan bahkan ratusan warga pribumi yang dijadikan tameng oleh KKSB. Hal
ini jelas akan melanggar HAM karena tidak semua warga yang ikut menyerbu pos
TNI membawa senjata. Lagipula sulit untuk bisa menentukan mana sasaran
bersenjata atau tidak bersenjata pada situasi gelap malam seperti itu.
Saat
situasi kritis itu, Danpos memutuskan pasukan untuk mundur meninggalkan pos
sambil tetap melindungi warga pendatang yang akan dibunuh KKSB. Pos terpaksa
ditinggalkan agar tidak meresikokan keselamatan warga sipil dari kedua belah
pihak. Pemunduran ini dilakukan secara heroik dibawah hujan tembakan KKSB dan
panah warga.
Selama
pemunduran itu puluhan KKSB dan ratusan simpatisannya tetap mengejar sambil
terus menembak dan memanah anggota TNI dan warga dilindungi aparat.
Salah
satu dari tembakan itu mengenai Serda Handoko di bagian wajah. Sementara satu
tembakan lainnya mengenai Pratu Sugeng Suyono di bagian tangan. Keduanya masih
sadar saat itu dan dibantu oleh rekan-rekannya untuk tetap bergerak menjauhi
kejaran KKSB.
Pasukan
TNI bersama warga berusaha terus berjalan menembus gelapnya hutan Papua untuk
bisa mencapai tempat yang aman kearah Wamena.
Selama
perjalanan luka Serda Handoko banyak mengeluarkan darah sehingga akhirnya ia
gugur kehabisan darah. Rekan-rekannya memutuskan untuk meninggalkan jenazah
Serda Handoko di perjalanan agar sisa pasukan bisa bergerak lebih cepat
mengingat KKSB dan warga simpatisannya terus mengejar di belakang mereka.
Setelah
berjalan selama 2 hari 3 malam menembus hutan, akhirnya pada tanggal 4 Desember
2018 pukul 11.11 WIT pasukan TNI beserta warga pendatang yang sudah kelelahan
itu bertemu dengan pasukan dari Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi yang dipimpin
oleh AKP Zacharia Asgar.
Kepada
pasukan Satgas Nemangkawi, anggota TNI Yonif 755/Yalet memberitahukan bahwa di
belakang mereka ada puluhan KKSB bersenjata dan ratusan warga simpatisan sedang
mengejar mereka.
Mengetahui
informasi tersebut, AKP Zacharia Asgar memerintahkan kepada pasukannya untuk
membuat perimeter pengamanan. Tidak lama kemudian terdengar bunyi letusan tembakan
sebanyak dua kali dari sisi kanan gunung yang ditembakkan oleh KKSB ke arah
rombongan aparat tetapi tidak mengenai sasaran.
Aparat
keamanan kemudian berusaha mengejar ke arah suara tembakan tersebut, namun KKSB
dan warga simpatisannya ternyata sudah mundur dan melarikan diri masuk ke
hutan.
Setelah
situasi aman, pasukan melakukan penyisiran untuk mencari jenazah Serda Handoko.
Setelah ditemukan, jenazah prajurit TNI itu beserta sisa pasukan TNI dan warga
pendatang dievakuasi ke Wamena. Pratu Sugeng Suyono dievakuasi ke rumah sakit
di Wamena untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
Berkaca
pada kejadian ini, ada nilai-nilai ketauladanan dan pengorbanan para prajurit
TNI di pos Mbua yang dapat dijadikan contoh bagi para prajurit TNI lainnya.
Danpos Mbua telah mampu meminimalisir jatuhnya korban dari pihak warga sipil
simpatisan KKSB yang dimanfaatkan sebagai tameng oleh KKSB saat menyerbu pos
TNI.
Apabila
Danpos Letda Inf M. Rizal salah mengambil keputusan saat itu, maka tidak
menutup kemungkinan akan jatuh banyak sekali korban warga sipil dari kedua
belah pihak.
Seluruh
anggota TNI di pos MBua beserta warga sipil pendatang yang berlindung
didalamnya juga akan menjadi sasaran serbuan KKSB beserta simpatisannya yang
berjumlah ratusan orang dengan senjata campuran.
Keputusan
pasukan mundur dari pos Mbua untuk meminimalisir korban sipil adalah sebuah
keputusan yang tepat, sehingga korban sia-sia dari warga sipil dapat dihindari.
Ini menjadi satu catatan penting dan positif bagi TNI menjelang peringatan Hari
HAM sedunia pada tanggal 10 Desember nanti.
Semoga KKSB segera tertangkap demi damai, aman tentramnya bumi Papua di Indonesia tercinta.
Salam SAMAPTA55!!!
AKSI HEROIK PASUKAN TNI DI POS MBUA, DISERBU OPM KARENA MENYELAMATKAN WARGA
Reviewed by Rochmad Widiyantoro
on
00:13:00
Rating:
No comments: